Minggu, 06 Februari 2011

Terbentur Hijab

Bismillahirrahmanirrahim..

Di sudut ruang ku selalu berujam "kenapa diriku sangat pemalu?". Hidup dibawah bayang-bayang orang tua, kawan, sahabat dan kampus. Terkadang dalam diam ku selalu marah terhadap diri sendiri, benci tak karuan dan sifat childish  tak pernah hilang. sekarang umurku sudah beranjak 22 tahun tetapi tak ada satu pria pun yang mendekatiku (apa karena ku jelek? apa karena ku bodoh? apa karena ku tak sekaya wanita-wanita lain diluar sana? atau karena aku tidak gaul?), hingga akhirnya muncul akun sosial "Facebook" yang merubah hidupku.

"butuh istirahat hari ini"

Ku tulis distatus Facebook ku, dengan tujuan biar menunjukan ke"eksisan" diriku di dunia maya, tak peduli orang peduli pada status ku atau tidak.
” Assalamu’alaikum dik” Ting, suara chat Facebook ku berbunyi. dengan penasaran segera kubuka dan aku tersenyum seketika.
” Wa’alaikumsalam bang ” Ku beri senyuman animasi atas hadirnya yang tak terduga (ternyata dia abang letingku di SMA yang kampusnya didepan kampusku)
” Apa kabarnya ne? ”
” Alhamdulillah baik, abang gimana ? “
” Alhamdulillah juga baik. adik kecapekan yaa ? ”
” Iya bang, kebetulan lagi banyak kegiatan di kampus dan UP3AI “
” ooo..., jangan lupa sholat dan makan yaa ? ”
” Iya bang, makasih” (walau jawabanya ketus namun entah kenapa capek ini terasa hilang)

Sebel,,, tiba-tiba hilang sinyal dan terpaksa percakapan itupun putus (Padahal masih pengen. Maklumlah saya tinggal di kajhu yang sinyal hidup segan mati tak mau.).

Hari berganti dengan tenang, dan diriku semakin mahir bermain facebook. Namun aneh, selera ku bermain FB hilang jika dia tidak online.
Semakin lama entah kenapa hasratku bermain facebook sekarang berbeda. Yang tadinya ingin mendapatkan ilmu, teman dan lain-lain, sekarang malah rasa rindu ingin menemuinya di dunia mayalah tujuan utamaku. Hanya dia yang aku tunggu. Entahlah, sidikit bingung dengan fakta ini.

Setiap hari terasa sepi (begitu juga halnya FB ku) tanpa hadirnya.
Sekian lama kami berkenalan via chating FB akhirnya kami saling tukar nomor telefon. Rayuan gombalpun tak terelakan lagi saat kami sedang chating, smsan atau ketika dia atau saya menelpon. Walau dapat dihitung dengan jari dia menelponku, namun hati ini sangat nyaman bersamanya dan ingin terus berbicara denganya. Tetapi jika tidak dapat mendengar suaranya, SMS adalah solusiku (walau sampai tengah malam dan mata ini tinggal 5 watt lagi tak apalah asal untuknya. :) ).

Pagi tiba bersama mentari yang begitu gagahnya berdiri diatas dan menyinari langkahku ke kampus. Dengan wajah yang berseri-seri walau sesekali menahan kantuk akibat semalam begadang smsan sama dia tapi semua ku jalani dengan senang dan berharap hal itu akan terulang kembali dan lebih (itu doa pagi ini, dan jiwaku meng-AMIN-kannya).

Tiba-tiba batinku kaget tak kepalang (ada yang menepuk pundakku dari belakan seraya berkata "sombong amat gak liat-liat?"), karena dihantui penasaran dan sebel akan sikapnya yang menghancurkan lamunan indah pagiku, aku pun langsung menoleh kebelakang dengan wajah manyun tak karuan.

"gak sopan sangat kok ?" ku berkata dengan keras tanpa melihat siapa orangnya.

Dan betapa kagetnya diriku saat kulihat wajahnya ternyata dia adalah orang yang smsan denganku semalam (tidakkkkkk....... diriku sudah tak sopan dan dengan segera merajut senyum yang indah),
"eh, abang koq !! ngagetin ah" ku berkata dengan sedikit manja.
"entar jam makan siang abang jemput ya?"
"hah ???" belum habis rasa kagetku dia kembali mengagetkanku, bingung tak tanggung-tanggung hingga lemes rasanya jiwa ini mendengar ajakannya.
Setelah mengatakan itu dia langsung pergi kekampusnya dan diriku juga kekampus dengan tanda tanya yang berbupar-putar dikepala.

Matahari sudah berada di atas kepalaku. Tak lama kemudian sms masuk (siapa lagi kalau bukan dia yang sudah ku nanti smsnya). Setelah kejadian itu, kamipun sering jalan dan menghabiskan waktu bersama layaknya orang pacaran. Namun apalah daya ketika semua ini diketahui oleh orang tuaku yang alim. Kami disuruh berpisah atau segeralah melamarku.

Menangis di kolong langit sambil mengiang-ngiang ucapan abi :
Beranjak mu pada cinta yang suci, jangan engkau berdiri pada hitamnya hati..
Jawaban kehidupan memberimu makna, bahwa cinta tak hanya diucapkan..
Namun dia dibuktikan dengan izzah dan iffah yang putih..
Dan dia dibuktikan juga dengan keindahan dari cintaNya dan untukNya..

Abang, Nantikan ku di Batas Waktu yang sah ya !!!

0 komentar:

Posting Komentar